bray, ini ada sedikit draft laporan perjalanan kelompokku dan aku ke kab. Wonosobo, semoga bisa membantu kalian melengkapi laporan kalian....
WARNING!! Setelah baca tolong kasih comment-nya ya.... Thanks :D
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, karena rahmad dan karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Laporan Kegiatan Studi
Wisata Tahun 2012 Tujuan Wilayah Jawa Tengah”. Laporan ini disusun sebagai
bagian dari kelengkapan perjalanan wisata belajar yang dilaksanakan oleh SMA N
1 Sleman pada tanggal 24 Maret 2012.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun
menyadari banyak terdapat kesalahan dan kesulitan yang disebabkan karena
keterbatasan pengalaman penyusun, namun berkat bantuan dari beberapa pihak,
maka laporan ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada: (1) Allah SWT. (2) Bapak/Ibu guru SMA
N 1 Sleman yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini sampai selesai.
(3) Orang tua yang telah memberikan bantuan moril.
Semoga bantuan dan bimbingan yang
telah diberikan kepada penyusun mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Terakhir penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi kita
semua.
BAB
I
Pendahuluan
A. Dasar Kegiatan
Dasar dari dilaksanakannya kegiatan studi wisata ini adalah
surat keputusan kepala sekolah.
B. Tujuan Kegiatan
1.
Sebagai sarana penyegaran pikiran sebelum ulangan tengah semester
2.
Sebagai sarana pembelajaran sekaligus hiburan siswa/i
3.
Sebagai sarana mengenal keadaan geografis, budaya, dan iklim suatu wilayah
A. Metode
Pengumpulan Data
1.
Observasi/ Pengamatan
Setelah kami mengamati objek-objek yang
ada di Wonosobo, Jawa Tengah. Kami dapat menyimpulkan bahwa ternyata tempat
tersebut sangat indah,dan memiliki kenampakan alam yg sangat menawan,serta potensi
alam yang berlimpah, seperti pertanian, gas alam, dan objek wisata alam.
2.
Mencatat
Mendengarkan lalu mencatat penjelasan
dari narasumber, tour leader, ataupun pembimbing tentang sejarah suatu objek.
Seperti ketika di pabrik teh tambi, kami mendapat berbagai macam penjelasan
dari narasumber teh tambi, ketika di dalam bus Pembina menceritakan mitos
tentang terbentuknya suatu tempat di daerah sana.
3.
Studi kepustakaan
Pertama-tama kita melakukan kegiatan
pengamatan terhadap objek dari kegiatan tersebut. Kami mendapatkan data-data
dan keterangan yang penting untuk pembuatan laporan perjalanan. Setelah itu
kita menguraikan tentang kegiatan pencarian data atau informasi dari bahan bacaan
yang kemudian dijadikan sebuah laporan. Peran internet juga tak lepas dari
pembuatan laporan ini.
4.
Bertanya dan Wawancara
Ketika berada di pabrik teh tambi, kami
berkesempatan bertanya tentang berbagai produk teh dan proses produksinya.
Lokasi perkebunan terletak di lereng sebelah barat Gunung Sindoro dan Sumbing di bagian tengah Jawa Tengah. Ketinggian 800 - 2.000 meter di atas permukaan laut dengan tingkat curah hujan 2.500 - 3.500 mm per tahun. Usaha PT Tambi tidak hanya perkebunan teh saja, melainkan juga agrowisata dan perternakan.
BAB
II
Tinjauan Secara Umum Wonosobo
A. Sejarah
Singkat
Bedasarkan cerita rakyat , pada
sekitar awal abad 17 tersebutlah tiga orang pengelana masing-masing bernama
Kyai Kolodete, Kyai Karim dan Kyai Walik , mulai merintis suatu permukiman di
daerah Wonosobo. Selanjutnya Kyai Kolodete berada di dataran tinggi Dieng, Kyai
Karim berada di daerah Kalibeber dan Kyai Walik berada di sekitar kota Wonosobo
sekarang ini.
Di kemudian hari dikenal beberapa tokoh
penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso sebagai penguasa daerah
Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Selomanik. Dikenal pula tokoh bernama
Tumenggung Wiroduta sebagai penguasa Wonosobo yang pusat kekuasaannya di
Pecekelan - Kalilusi, yang selanjutnya dipindahkan ke Ledok - Wonosobo atau
Plobangan sekarang ini.
Salah seorang cucu Kyai Karim juga
disebut sebagai salah seorang penguasa Wonosobo. Cucu Kyai Karim tersebut
dikenal sebagai Ki Singowedono yang telah mendapat hadiah satu tempat di Selomerto
dari Keraton Mataram serta diangkat menjadi penguasa daerah ini namanya
berganti menjadi Tumenggung Jogonegoro. Pada masa ini Pusat kekuasaan
dipindahkan ke Selomerto. Setelah meninggal dunia Tumenggung Jogonegoro
dimakamkan di desa Pakuncen.
Selanjutnya pada masa perang
Diponegoro ( 1825 - 1930 ) , Wonosobo merupakan salah satu basis pertahanan
pasukan pendukung Diponegoro. Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan
Diponegoro adalah Imam Misbach atau kemudian dikenal dengan nama Tumenggung
Kertosinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegaran, Gajah Permodo dan Kyai
Muhamad Ngarpah.
Dalam pertempuan melawan Belanda, Kyai
Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas keberhasilan
itu Pangeran Diponegoro memberi nama kepada Kyai Muhamad Ngarpah dengan sebutan
Tumenggung SETJONEGORO. Selanjutnya Tumenggung SETJONEGORO diangkat sebagai
penguasa Ledok dengan gelar TUMENGGUNG SETJONEGORO.
Eksistensi kekuasaan SETJONEGORO di
daerah Ledok ini dapat dilihat lebih jauh dari berbagai sumber termasuk laporan
Belanda yang dibuat setelah perang Diponegoro selesai. Disebutkan pula bahwa
SETJONEGORO adalah Bupati yang memindahkan pusat kekuasaan dari Selomerto ke
kawasan kota Wonosobo sekarang ini.
Dari hasil seminar Hari Jadi Wonosobo
tanggal 28 April 1994, yang dihadiri oleh Tim Peneliti dari Fakultas Sastra
UGM, Muspida, Sesepuh dan Pinisepuh Wonosobo termasuk yang ada di Jakarta,
Semarang, Yogyakarta, Pimpinan DPRD dan Pimpinan Komisi serta Instansi
Pemerintah Wonosobo yang telah menyepakati bahwa Hari Jadi Wonosobo jatuh pada
tanggal 24 Juli 1825.
B. Keadaan
Geografis
Secara geografi Kabupaten Wonosobo
terletak antara 7o.11' dan 7o.36' Lintang Selatan, 109o.43'
dan 110o.4' Bujur Timur. Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari ibu
kota Propinsi Jawa Tengah dan 520 Km dari ibu kota negara (Jakarta) dengan
ketinggian berkisar antara 270 meter sampai dengan 2.250 meter di atas
permukaan laut.
Kabupaten Wonosobo merupakan bagian dari
Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Wonosobo terletak dibagian tengah-tengah dan
berbatasan dengan beberapa kabupaten tetangga, sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Kendal dan Batang, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Temanggung dan Magelang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kebumen
dan Purworejo, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara
dan Kebumen..
C. Keadaan
Sosial Ekonomi
Menurut pengamatan kami, keadaan sosial masyarakat disana
sangatlah solid, terbukti ketika kami akan memasuki kawasan dieng, ternyata
jalanan macet dan padat dikarenakan orang-orang berduyun-duyun pulang setelah
melakukan pengajian akbar.
Keadaan ekonomi disana menurut kami, seperti kebanyakan
daerah di Indonesia, seperti Kota Jogja dengan Gudheg dan Prambanan-nya, Bogor
dengan puncak-nya, dan Dieng dengan kentang dan objek alam-nya. Mengandalkan
objek wisata alam dan makanan khas sebagai pundi ekonomi.
Wonosobo sering dijadikan tempat persinggahan untuk
bersitirahat atau sengaja dikunjungi untuk berpariwisata, melihat keindahan
alam ataupun mencicipi makanan-makanan khas Wonosobo ketika melakukan
perjalanan jarak jauh melintasi Pulau Jawa. Embrio rest area mulai bermunculan
di sekitar kawasan tersebut, kedai, restoran, hotel, motel, bengkel, SPBU dan
ruko dibangun di beberapa tempat oleh perorangan untuk mencari keuntungan
ataupun memenuhi kebutuhan kendaraan dan pengguna untuk bersitirahat dan
memulihkan kondisi sambil memanfaatkan keindahan panorama pegunungan.
D. Karakteristik
Alam
Kota Wonosobo adalah salah satu kota
skala menengah Indonesia yang berpotensi untuk tumbuh dan berkembang saat ini
dan masa mendatang. Wonosobo juga mempunyai banyak potensi pariwisata baik
wisata alam maupun wisata budaya, seperti Dataran Tinggi Dieng, Agrowisata
Tambi, Pemandian air panas Kalianget, dan masih banyak potensi-potensi wisata
lainnya. Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonosobo adalah daerah pegunungan.
Bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung) terdapat dua gunung
berapi: Gunung Sindoro (3.136 meter) dan Gunung Sumbing (3.371 meter). Daerah
utara merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu
(2.565 meter), mejadikan kota ini memiliki panorama alam yang sangat menarik.
Sistem mata pencaharian penduduk Wonosobo adalah petani,
sejak zaman sebelum dan setelah dengan pusat permukiman berkembang karenaadanya
usaha manusia untuk mendiami daerah-daerah pegunungan yang suburdan
mengembangkan daerah budidaya dengan hasil cocok tanam. BerdirinyaKota Wonosobo
hingga sampai sekarang. Dengan daerah pegunungan, dancurah hujan tinggi,
Wonosobo merupakan daerah yang agraris.
BAB III
Tinjauan Secara
Khusus Objek Wisata
A. Dataran
Tinggi Dieng (Dieng Plateau)
Dataran tinggi dieng atau yang sering dikenal dengan
sebutan Dieng Plateau terbentuk oleh kawah gunung berapi yang telah mati /
tidak aktif. Sampai dengan sekarang aktivitas vulkanik dapat temukan, Seperti
terdapat kawah sebagai keluarnya gas dan uap air. Aktivitas vulkanik di Dataran
tinggi dieng mengeluarkan zat karbon dioksida, kadang kadang mengakibatkan
bencana bagi masyarakat setempat. Seperti Kawah Sikendang, Sinila dan Timbang
berpotensi mengeluarkan gas beracun.
Pada Februari 1979, terjadi bencana di Kawah Sinila
berupa ledakan besar dan mengeluarkan gas beracun CO2 dan H2S.
Yang mengakibatkan 149 penduduk meninggal dunia. Pada tahun 1944, di daerah
Djawera and Kepakisan-lor, Kepakisan, Sekalem, Sidolok, Pagerkandang terjadi
letusan kawah sileri. Yang mengakibatkan 38 orang terluka dan 55 orang
dinyatakan hilang.
Pada Oktober 1939 dan Januari 2009 juga terjadi ledakan
yang sama di dataran tinggi dieng. Disamping bencana yang ditimbulkan dari
aktivitas vulkanik gas/uap panas bumi dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit
listrik. Disekitar kawah juga dapat diambil beberapa manfaat seperti sulfur
yang dijadikan bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
B. Legenda
Kawah Sikidang
Pada zaman dahulu ada sebuah istana yang besar di
Dataran Tinggi Dieng, di huni oleh seorang ratu yang cantik jelita, yaitu Ratu
Sinta Dewi. Pada suatu ketika Ratu Sinta Dewi akan dilamar seorang pangeran
yang konon tampan dan kaya raya, yaitu Pangeran Kidang Garungan.
Namun, Ratu Shinta Dewi kecewa karena pangeran
tersebut tidak setampan seperti yang diceritakan. Pangeran Kidang Garungan adalah
sosok manusia berkepala kijang. Cara untuk menolak lamaran Pangeran Kidang
Garungan, Ratu Shinta Dewi mengajukan syarat untuk dibuatkan sumur yang besar
dan dalam. Ketika sumur hampir selesai dibuat, Ratu Shinta Dewi dan para
pengawalnya menimbun sumur tersebut dengan tanah saat Pangeran Kidang Garungan
masih berada di dalamnya.
Ketika sang pangeran berusaha untuk keluar dari
sumur itu dengan cara mengerahkan segala kesaktiannya, sumur itu tiba-tiba
menjadi panas, bergetar, dan meledak-ledak. Pangeran itu hampir saja keluar
dari sumur, namun ratu dan para pengikutnya terus menimbun sang pangeran hingga
tidak dapat keluar. Sang pangeran kemudian marah, lalu mengutuk Ratu Shinta
Dewi dan keturunannya akan berambut gimbal. Bekas sumur Pangeran Kidang Garungan
itulah yang kemudian menjelma menjadi Kawah Sikidang.
C. Kawah
Sikidang Dieng
Ketika kami sampai disana, Alhamdulillah cuacanya sangat
cerah dan langit biru terlihat dengan jelas. Berjalan di kawah ini memang tidak
boleh sembarangan, pun harus melompat-lompat dan mencari tanah yang kering
untuk menjejakkan kaki. Lubang-lubang bekas kawah terdapat dimana-mana. Di
beberapa tempat terlihat tanah basah dengan air yang bergolak mendidih.
Tanah-tanah ini berbahaya bila
dipijak karena sangat rapuh dan mudah longsor. Bau belerang terasa sangat
menyengat. Semakin jauh berjalan, baunya terasa semakin kuat dan menusuk
hidung. Seorang wanita setengah baya berdiri di tengah padang tandus itu dengan
mengenakan caping dan penutup hidung. Sebuah karung terhampar dengan
bongkahan-bongkahan belerang ditata rapi diatasnya. Batu-batu itu dijual kepada
para pengunjung sebagai souvenir khas Kawah Sikidang. Kawah ini memang masih
menjadi nerg bagi para penduduk yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan
menambang batu belerang. Meskipun baunya sangat menyengat, namun uap yang
mengandung belerang ini dipercaya berkhasiat untuk menghaluskan kulit dan
menghilangkan jerawat.
Menurut
cerita, dulu ada seorang pengunjung yang nekat mengambil gambar dari bibir
kawah terperosok kakinya dan jatuh. Ketika diangkat, kulit kakinya sudah
meleleh dan tinggal tulang saja. Obyek wisata ini memang unik dan menarik, Anda
harus selalu waspada mengingat kawah ini masih tergolong aktif.
Kawah
Sikidang memiliki dapur magma di dalam perut bumi di bawahnya. Dapur magma ini
menghasilkan panas dan nergy dengan tekanan yang sangat kuat. Apabila tekanan
ini mencapai puncaknya, maka akan terjadi letusan dan terbentuk sebuah kawah
baru. Nama Kawah Sikidang diambil dari kidang dalam bahasa Indonesia = Kijang.
Binatang ini memiliki karakteristik suka melompat lompat, Seperti halnya Uap
air dan lava berwarna kelabu yang terdapat di kawah sikidang selalu bergolak
dan munculnya berpindah-pindah bahkan melompat seperti seekor kidang / kijang.
BAB IV
Kunjungan Ke
Pabrik Tah Tambi
Dulunya (1885) perkebunan teh tambi merupakan milik
Belanda yang dikelola oleh AW Holl Vandenberg. Setelah Indonesia merdeka,
diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang selanjutnya setelah
Konferensi Meja Bundar kembali diserahkan kepada pemilik semula. Tahun 1954
perkebunan dijual kepada NV/ PPN (Pegawai Perkebunan Negara) Sindoro Sumbing.
Tahun 1954 NV / PPN Sindoro Sumbing bekerja sama dengan Pemerintah Daerah
Wonosobo mendirikan sebuah perusahaan baru bernama NV Tambi dan yang sekarang
telah berganti nama menjadi PT Tambi. Luas areal PT Tambi meliputi 829,14 ha
terdiri atas 3 unit perkebunan yaitu Unit Tambi, Unit Bedakah dan Unit
Tanjungsari.
Tiap hari dikerahkan kurang lebih 80 wanita pemetik pucuk
teh dengan hasil bisa mencapai 100kg teh basah per orang. Sementara pucuk daun
teh yang akan diolah dibedakan menjadi dua, yaitu pucuk peko dan pucuk burung.
Pucuk peko biasanya menjadi bahan baku pembuatan teh yang berkualitas tinggi. Produk utama berupa teh hitam (proses Full Frementation) dengan
tingkat produksi per tahun sebanyak 1.800 - 2.000 ton. Selain itu juga
memproduksi teh biasa (non-fermentation),
dan teh oolong (setengah fermentasi).
Lokasi perkebunan terletak di lereng sebelah barat Gunung Sindoro dan Sumbing di bagian tengah Jawa Tengah. Ketinggian 800 - 2.000 meter di atas permukaan laut dengan tingkat curah hujan 2.500 - 3.500 mm per tahun. Usaha PT Tambi tidak hanya perkebunan teh saja, melainkan juga agrowisata dan perternakan.
I.
Pengolahan Teh Hitam
Berdasarkan
pengamatan kami, pengolahan teh hitam dipabrik ini menggunkan cara Orthodox, yaitu melalui 4 tahapan
(pelayuan, penggilingan, oksidadi, pengeringan).
1. Proses Pelayuan, yaitu
menggunakan kotak untuk melayukan daun (Whithering trought), merupakan kotak
yang diberikan kipas untuk menghembuskan angin ke dalam kotak. Proses ini
mengurangi kadar air dalam daun teh sampai 70%. Pembalikan pucuk 2 - 3 kali
untuk meratakan proses pelayuan.
2. Proses Penggilingan, yaitu
bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses fermentasi dapat berlangsung
secara merata.
3. Proses Oksidasi. Setelah
proses penggilingan selesai daun teh di tempatkan di meja dan enzim didalam
daun teh akan memulai oksidasi karena bersentuhan dengan udara luar. Ini akan
menciptakan rasa dan warna teh. Proses ini berlangsung sekitar 0,5 sampai 2
jam.
4. Proses Pengeringan, yaitu
menggunakan mesin pengering & Fluid bed drier. Kadar air produk yang
dihasilkan 3-5 % .
Dapat
digambarkan dengan skema / bagan :
BAB
V
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan perjalanan (studi tour) yang
telah dilaksanakan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Dari wawancara yang dilakukan terhadap
responden maka didapatkan bahwa keadaan pabrik teh tambi sangatlah potensial
dalam bidang ekonomi, dengan produksi sekitar 1000 ton teh siap konsumsi per
tahun, maka dapat dinyatakan pabrik tersebut sangat menguntungkan dalam bidang
industri.
2.
Agrowisata tambi tidak hanya membuka
kebun teh saja, namun juga peternakan yang dapat menambah pendapatan
perusahaan.
3.
Kawasan Wonosobo merupakan daerah yang
memiliki potensi wisata alam yang sangat banyak dan dapat dimanfaatkan unutk
kepentingan umum.
4.
Inisiatif warga untuk membuka peluang
usaha disekitar kawasan wisata ternyata sangat mendatangkan keuntungan.
5. Panas bumi
yang terdapat di beberapa kawah di Dieng dapat dimanfaatkan sebagai PLTU.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
adapun saran penulis yaitu sebagai berikut:
1.
Membuat terobosan baru untuk membantu
kehidupan ekonomi warga, seperti Koperasi, atau badan usaha lainnya, mengingat mata
pencaharian penduduk sekitar adalah bertani.
2.
Mengingat potensi bahaya yang ada di
wisata Kawah Sikidang, sebaiknya disiagakan beberapa guide resmi yang dapat
melakukan evakuasi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
3.
Banyaknya potensi alam yang ada di kabupaten
Wonosobo, sebaiknya pemerintah bekerjasama dengan warga sekitar untuk
memanfaatkan dan menjaga SDA yang ada.
4.
Kabupaten Wonosobo merupakan suatu
dataran yang tinggi, potensi tanah longsorpun besar, sebaiknya dinas kehutanan
menertibkan kawasan hutan lindung dan kawasan pertanian. Walaupun pertanian
disana dibuat terasering, namun tetap tidak bisa menanggulangi ancaman tanah
longsor.
WARNING!! Setelah baca dan Cop-Pas tolong comment-nya ya.... Thanks